Kilas Balik #2 : Diss Track
Pada intinya “diss track” sendiri adalah sebuah track atau lagu yang memang ditujukan untuk disrespect seseorang atau grup tertentu. Diss track sendiri mulai populer belakangan ini ditambah dengan pesatnya laju informasi saat ini. Hal yang serupa pun pernah terjadi di zaman Rasulullah. Pada zaman itu banyak orang yang saling mengadu syair-syair, entah itu untuk pujian ataupun celaan.
Setelah Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul, semakin banyak penyair yang membuat celaan kepada Rasulullah melalui syair-syair mereka. Namun celaan ini tidak hanya pada syair saja, namun ungkapan dan hinaan kerap diucapkan dari lisan mereka.
Hal yang ini juga yang terjadi belakangan ini di Indonesia. Dimana hanya karena perbedaan pendapat kita menjadi saling cela satu sama lain. Hal yang tidak jauh beda yang telah terjadi ratusan tahun yang lalu.
Namun, bagaimana kita menyikapinya? Kita bisa bercermin kepada adab Rasulullah Salallahu Alaihi Wassallam. Dimana beliau dicaci-maki dan dihina oleh kaum kafir Quraisy namun tetap menyikapinya dengan tenang. Tapi jika kafir Quraisy tersebut telah menghina Allah, barulah beliau marah.
Kembali lagi ke isu yang sedang hangat belakangan ini. Yaitu ujaran kebencian. Dimana kubu-kubu politik saling mengeluarkan ujaran kebencian kepada lawan politiknya. Bagaimana sikap kita? Kita lebih baik menjauhinya. Jauhi hal-hal yang membawa mudhorot dan sia-sia. Dan bagaimana sikap kita terhadap penguasa? Kita tentu saja harus tetap taat kepada penguasa, walaupun punggung kita dipukul. Seperti dalam hadits Nabi yang berbunyi:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Akan ada para pemimpin/penguasa setelahku yang mengikuti petunjuk bukan dengan petunjukku dan menjalankan sunnah namun bukan sunnahku. Dan akan ada di antara mereka orang-orang yang memiliki hati laksana hati syaitan yang bersemayam di dalam raga manusia.” Maka Hudzaifah pun bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang harus kulakukan jika aku menjumpainya?” Beliau menjawab, “Kamu harus tetap mendengar dan taat kepada pemimpin itu, walaupun punggungmu harus dipukul dan hartamu diambil. Tetaplah mendengar dan taat.” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim [6/480]).
Maka seperti itulah cara terbaik untuk menyikapinya.
Wallahualam.