Review Kilas 1 – MABA TUANG TERASI
REVIEW KILAS 1 : MABA TUANG TERASI
وَالْعَصْرِ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. [Al-‘Ashr/ 103: 1- 3]
Kajian kali ini dibuka dengan pembacaan surat Al Ashr bersama-sama. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai kandungan-kandungan yang terdapat dalam surat al-Ashr.
Dalam surat ini, Allah SWT menyatakan bahwa manusia berada dalam suatu masa atau waktu, dimana sangat beragam manusia dalam mempergunakannya. Maka dalam sebuah pernyataan dikatakan bahwa waktu ibarat pedang bermata dua. Jika dapat menggunakannya dalam ketaatan dan kebaikan umat, maka orang-orang inilah yang disebut kaum yang beruntung. Dan sebaliknya, jika tidak dapat mempergunakannya dengan baik, maka waktu itu sendiri lah yang akan mencelakakan kita, dan dalam surat ini disebutkan bahwa kaum inilah yang disebut merugi atau berada dalam kerugian.
Allah SWT bersumpah demi masa, bahwa setiap manusia berada dalam kerugian, meskipun mereka berlimpah harta dan keturunan, serta memiliki kedudukan tinggi, kecuali mereka yang mempunyai 4 hal ini
1. Orang yang beriman
Orang yang memiliki Iman yang tanpa keraguan, orang yang menggunakan iman dan waktunya untuk beribadah kepada Allah SWT, dan mempergunakan Iman tidak hanya sebatas sebagai pembenaran saja, tetapi disertai dengan perilaku dan sikap taat serta tunduk kepada Allah SWT.
2. Beramal Shalih
Dari Iman yang telah diteguhkan, maka akan muncul perbuatan-perbuatan berupa prilaku, ucapan dan sikap yang mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai perwujudan dalam mempergunakan waktu dengan baik dan tidak sia-sia. Disertai dengan niatan ikhlas lillahita’ala dan sesuai tuntunan dari Nabi Muhammad SAW.
3. Saling menasehati dalam kebaikan
Yaitu saling menasehati dalam kebenaran, saling memotivasi, lalu saling merealisasikannya pada kehidupan. Nasehat tidak selalu datang dari orang-orang yang terbilang lebih tua atau lebih berilmu dari kital. Nasehat dapat datang dari mana saja, oleh orang yang terduga, dan dalam keadaan yang tak terduga pula.
4. Saling menasehati dalam kesabaran
Yaitu saling mengingatkan untuk bersabar dalam senantiasa melakukan perintah-perintah Allah SWT dan senantiasa bersabar dalam menjauhi larangan-larangan-Nya, dan senantiasa bersabar dalam menanggung ketentuan dan takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT.